Saturday, May 23, 2009

free web hosting recomendation

Free cPanel Web Hosting with PHP5/Mysql - no advertising!
Register now: http://www.000webhost.com/166311.html

We can offer you a free web hosting package packed with advanced features for hosting & building professional dynamic websites. We provide secure free web space with all the web hosting tools you could possibly ever need.

Our package includes:
- 1500 MB of Disk Space, 100 GB Bandwidth
- Host your own domain (http://www.yourdomain.com)
- cPanel Powered Hosting (you will love it)
- Over 500 website templates ready to download
- Easy to use website builder
- Free POP3 Email Box with Webmail access
- FTP and Web based File Manager
- PHP, MySQL, Perl, CGI, Ruby.
- And many more..

Click here to visit us: http://www.000webhost.com/166311.html

Friday, January 14, 2005

ekstase tak terjabarkan

Aku sudah bahagia saat Kau dengar segala keluhan Hidup, Wahai Sang Abadi, benar-benar bahagia. Bahkan waktu serasa berhenti saat aku lantunkan sejuta pujian cinta kepada Mu, dan Aku mungkin terlalu berani untuk menyembah dan memohon padaMu atas dasar Cinta bukan ketakutan seorang hamba pada sang raja.

Saturday, January 08, 2005

Secangkir Kopi Malam dan Puisi Rindu

Secangkir kopi diatas meja coklat kusam mengeluarkan uapnya yang membumbung tinggi kemudian sirna di hembus angin malam yang masuk lewat jendela kamar. jam dinding serasa lambat bergerak saat aku tuliskan sebuah puisi rindu untuk Sang Cinta.

Benar kata Plato bahwa cinta bisa membuat semua orang menjadi penyair, itulah yang terjadi kepadaku entah energi misterius dari mana yang merasuk kedalam fikiranku sehingga begitu saja penaku bergerak menggoreskan kata-kata di atas kertas, mengalir seperti udara malam yang menebarkan mimpi.

Sang Cinta yang begitu kurindukan tak pernah surut cintanya padahal seringkali aku malas membaca Surat-Surat Cintanya, mendengarkan lagu-lagunya dalam harmonisasi alam, atau memandang dengan penuh ketakjuban ungkapan-ungkapan cintanya.

Harus aku akui bahwa ternyata aku tak dapat menghindar dari cintaMu wahai Sang Abadi, Sungguh karena biar berapa kali pun aku coba menyangkal dan melupakan tetap saja Cintamu yang tanpa batas mampu menyentuh Kegelapan Hatiku yang pekat, sepekat kopi ini.

Rinduku seperti uap kopi ini yang terus mencoba membumbung tinggi menggapai mu meski angin tak jarang membuatnya sirna dengan hembusannya.


Friday, January 07, 2005

Pengetahuan

Aku berfikir bagaimana kita bisa tahu bahwa kita tahu, bukan ngikutin para filosof loh tapi jujur memang masalah ini muncul begitu saja dalam otak ku , bagaimana kita bisa tahu akan sesuatu, katanya karena kita punya pengetahuan tapi masalahnya bagaimana pengetahuan itu muncul dan ada dimana pengetahuan itu. apakah pengetahuan itu ada di dalam otak, tapi diotak yang ada cuma jaringan-jaringan syaraf, dan darah, tidak ada keterangan ilmiah dan otentik bahwa pengetahuan itu ada diotak, jadi bisa nggak sih dikatakan bahwa kalau pun kita nggak punya otak tapi masih punya pengetahun ?, mungkin kalian bisa menjelaskannya.

Wednesday, January 05, 2005

Rapuh

RAPUH

“ On and on the rain were fall like tears from a star, like tears from a star
On and on the rain were say, how fragile we are, how fragile we are…”
- Sting -

Dan angin pun mengalir lirih diantara tangis-tangis yang berderai dari wajah-wajah penuh kesedihan dan kehilangan. Tidak ada yang menyangka bahwa bencana ini akan terjadi , semua begitu cepat dan tiba-tiba saja merubah segalanya. Merubah kota-kota dan desa-desa menjadi lautan tubuh-tubuh tak bernyawa.

Seorang ibu terduduk di tepi jalan di sisi tubuh kaku gadis ciliknya yang cantik, sambil menangis lalu mendekap erat mayat itu kedadanya seakan ingin membagi detak jantung kehidupan kepada sang buah hati, seakan ingin memberi kehangatan kepada tubuh yang dingin.

Seorang anak laki-laki meraung-raung memanggil ibu dan bapaknya, menggoyang-goyangkan tubuh keduanya seakan menyangka mereka sedang lelap tertidur, namun mata-mata mereka tak juga berkedip, bahkan tubuhnya pun tiada bergerak , anak itu terlalu lugu untuk tahu bahwa inilah kematian.

Semua yang hidup di tempat ini sama-sama menangis ,sama-sama meratapi kepergian orang-orang tercinta untuk selama-lamanya dan tak kan kembali. Alam menangis dan hujan pun turun dari langit kelabu yang tersayat duka, rintik gerimis yang menyirami tempat ini, mengecup yang mati, mengelus yang hidup seakan berkata tetaplah tabah, jangan pernah menyalahkan Tuhan atas segala bencana yang menimpa. Istighfar dan mohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan. Ternyata pada kenyataannya kita memang rapuh dan tak berdaya di hadapan Sang Kuasa. How fragile we are, how fragile we are.


Friday, December 31, 2004

Puisi Gunung

Gunung


Aku ingin seperti gunung yang tegar, tenang penuh kebijaksanaan.Ketika marah di hantamnya tanah-tanah dengan ganas lewat laharnya yang panas,namun marahnya bukan merusak tapi membangun kembali kesuburan tanah yang telah lama hilang di lahap mulut –mulut lapar dari mahluk yang bernama manusia.


Dari jauh tubuhnya yang kekar begitu perkasa mencakar langit, bajunya yang disulam dengan benang warna hijau biru sangat indah di pandang mata .


Aku ingin seperti gunung yang penuh kehangatan mendekap hewan-hewan dan tumbuhan yang dalam dekapanya semua terlindung dalam damai.Di tubuhnya kesejukan menebar dengan aromanya yang mempesona,kesegaran memancar dengan derasnya .


Dengan tangannya yang lembut dia selimuti tubuh-tubuh yang terlelap dalam dekapanya dengan kabut.Lagu-lagu nina bobo yang melantun dalam suasana hening makin melelapkan mata.


Aku ingin seperti gunung yang yang penuh kerendahan bersujud di depan singgasana Sang Raja.Aku ingin seperti gunung yang dari bibirnya terlantun puji-pujian yang berasal dari sungai –sungai jiwanya dengan penuh khusyuk


Jakarta,22 Juni 2000

Menunggu mu

MENUNGGUMU

Malam menjelang menggantikan senja dengan kegelapan , lampu-lampu kota terang tapi sunyi, jalan lenggang sehabis seharian turun hujan, hanya ada beberapa kendaraan yang melaju kencang , melewati genangan-genangan air di sepanjang jalan ini.
“Ah, mengapa kamu tak kunjung tiba, lama sudah aku menunggu di halte ini. Orang-orang yang menunggu bersamaku tadi sudah pergi entah kemana , ini sudah kelompok orang yang keberapa aku sudah tak mempedulikan lagi, tapi tetap saja aku masih disini, dibalut kegelisahan yang makin mendera menantimu dalam keadaan penuh harap dan keraguan. Sesekali kusesali kenapa aku begitu tololnya menunggumu datang yang entah kapan.”
Jes…jes.. jes..!!! , batang korek api menyala, rokok yang dijepit bibir sudah pasrah untuk dibakar menjadi abu dan asap, semuanya hanya berubah wujud tapi tidak hilang. Asap rokok tidak hilang tapi dia menyatu menjadi angin malam yang mungkin akan mengabarkan kepada mu untuk ingat bahwa aku sedang menunggumu, abu rokok pun tidak hilang ketika jatuh dalam genangan air hujan dia hanya menyatu larut kemudian mengalir dan mungkin akan sampai pula di didekatmu dan memberitahukanmu akan kesetiaanku menunggumu.
Hujan dan hembusan angin saat ini dingin dan semakin dingin, sehingga memaksaku menaikan resleting jaket kulit ini sampai leher , kemudian menghisap dalam-dalam rokok ku dan berharap kehangatan menjalar kedalam tubuhku. Ku mainkan asap rokok yang keluar dari mulutku, bentuknya indah dan menjadi salah satu hiburan bagi kebosananku. Kuputar-putar batang rokok diantara jari jemari ku mirip seorang drummer yang memutar-mutar stik drumnya. Tatapan ku mengarah kelangit “ ah… ini sudah terlalu lama, dia tak akan datang. Atau mungkin dia sudah datang terlebih dahulu dan juga menunggu seperti yang kulakukan, mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bertemu”
Malam sudah semakin pekat dan larut dalam sepi , aku baru menyadarinya ketika tidak ada lagi orang-orang yang menunggu disini, kulihat sekeliling ada tulisan-tulisan yang murahan dan cabul mengores tiang-tiang dan dinding halte yang berwarna biru tua ini, ada juga poster-poster politik, iklan rokok, gambar-gambar seronok, dan bekas-bekas sobekan tempelan-tempelan pamflet. Ku buang puntung rokok terakhir ku kedalam genangan air hujan itu Ku melangkah pergi dari halte ini menyusuri jalan raya yang sudah benar-benar sepi dan anggap semua ini tidak pernah terjadi. Kuakui aku benar-benar tolol untuk menunggu mu sampai selarut ini.